Menkop UKM Teten Imbau Universitas di Indonesia Hadirkan Laboratorium Wirausaha

Wartaduta, Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengimbau universitas di Tanah Air menghadirkan laboratorium wirausaha di kampus sehingga menciptakan wirausahawan unggul berbasis kreativitas dan teknologi.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat menjadi pembicara di acara Entrepreneur Festival di Jakarta.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat menjadi pembicara di acara Entrepreneur Festival di Jakarta.

“Karena kalau kita lihat sekarang ini, anak muda sangat berminat untuk menjadi enterpreneur (wirausahawan). Melihat data dari Asia Pasifik Young Enterpreneur Survei tahun 2021, menunjukkan 72 persen generasi Z dan milenial berkeinginan menjadi wirausaha,” terang Teten Masduki diterima di Jakarta, Kamis 8 Desember 2022.

Menurut Menteri Teten, program matching fund Kemendikbud Ristek dapat dimanfaatkan mahasiswa, sehingga pengembangan kewirausahaan mahasiswa bisa dikoneksikan dengan riset di universitas.

Teten juga menyampaikan bahwa hasil riset mahasiswa bisa dihilirisasi dan komersialisasi menjadi sebuah produk unggulan para wirausahawan muda yang lahir dari universitas.

Kemudian, Teten mengutip data dari Focus Economy Outlook 2021 dan Kemenparekraf bahwa potensi ekonomi industri kreatif di Tanah Air menyumbang sekitar Rp1,91 triliun terhadap PDB Indonesia tahun lalu.

Bahkan, tambahnya, di tengah ekonomi Indonesia yang sedang mengalami pandemi, kenaikan rata-rata pertumbuhannya itu mencapai 5,76 persen.

Menurutnya, hal ini menunjukkan ekonomi kreatif merupakan suatu opportunity ekonomi yang baik. Karena itu penting universitas saat ini mengubah pola pikir melalui kurikulumnya dan kampus bisa berperan sebagai laboratorium wirausaha menciptakan wirausahawan unggul berbasis kreativitas dan inovasi teknologi.

Dia juga mengatakan, hal ini juga terkait dengan kemampuan ekonomi Indonesia dalam menyerap lapangan kerja. Setiap tahun, ada 3,5 juta lulusan sekolah baru yang akan masuk ke dunia kerja dan 1,7 juta di antaranya adalah sarjana.

Dia melanjutkan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata normalnya di kisaran lima persen, yang hanya terserap lapangan kerja hanya dua juta orang.

Untuk itu, menurut Teten, penting menyiapkan lulusan kampus melahirkan sarjana bukan lagi sebagai pencari kerja, justru menjadi pencipta lapangan kerja sehingga tak banyak pengangguran di Indonesia.

Dalam inovasi di kampus, menurutnya harus mulai menumbuhkan ilmuwan yang mendorong anak-anak muda melahirkan wirausaha yang kreatif.

“Sudah banyak contoh anak muda Indonesia dengan produk inovasinya berkiprah di dunia. Seperti Nadiem Makariem dengan Gojek-nya, William Tanuwijaya melalui Tokopedia, hingga Muhammad Yuka dengan produk Brodo-nya,” ujarnya.

Post a Comment